Warga Palestina, krisis air.jpg
Sekitar 80.000 warga Palestina di Timur al-Quds (Yerusalem) tidak bisa mengakses air selama lebih dari tiga hari, sebuah laporan mengatakan.
Menurut laporan Middle East Monitor pada hari Sabtu (8/3/14), perusahaan air Zionis, Gihon, membuat pengumuman tentang hal itu pada hari Jumat (7/3/14). "Sekitar 80.000 warga Palestina di empat lingkungan Arab di Yerusalem dan pinggirannya telah menderita kekuarangan air total selama tiga hari," demikian pernyataan Gihon.
Perusahaan itu mengatakan, alasan pemotongan pasokan air adalah infrastruktur air di lingkungan itu.
Sementara, penduduk di kamp-kamp pengungsi Palestina di Su'fat, Ras Khamis dan Ras Shihadeh, serta pinggiran al-Salam, mengatakan mereka telah mengalami kurang air total selama beberapa hari.
Penduduk mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa puluhan ribu pengungsi dan warga Palestina tidak menikmati air di tiga lingkungan sejak awal pekan lalu.
Pernyataan itu menyalahkan perusahaan Gihon, satu-satunya badan yang memasok air ke Timur al-Quds, dan mengatakan, "Gihon mulai mengurangi porsi air dua minggu yang lalu. Dan pada akhirnya air benar-benar berhenti."
Khalid al-Khaldi, di kamp pengungsi Su'fat, mengatakan "Ada sekitar 23.000 pengungsi dan warga Palestina di kamp dan mereka tidak memiliki air selama tiga hari. Di Ras Shihadeh, tidak ada air sejak 20 hari lalu."
Khaldi menyalahkan Badan PBB untuk Bantuan dan Pekerjaan Palestina (UNRWA) atas masalah air ini.
0 komentar on 80.000 Warga Palestina Tercekam Krisis Air :
Post a Comment and Don't Spam!