Evo Morales
Rezim Washington mendorong Venezuela ke dalam "perang saudara" karena menginginkan akses pada cadangan minyak yang kaya di negara itu, demikian peringatan yang disampaikan Presiden Bolivia Evo Morales. Pemerintah Venezuela juga menuduh AS mengobarkan kudeta.
Di hadapan lebih dari 3000 kawula muda di Pertemuan Puncak Generasi Muda se-Amerika Latin di Santa Cruz, Bolivia, Morales menyebutkan bahwa "kekaisaran" AS sedang mengincar kekayaan minyak Venezuela. Morales mengatakan bahwa Presiden Venezuela Nicolas Maduro tidak bersalah dalam gelombang baru kerusuhan di negara itu seraya menuduh Washington mendalangi perang saudara.
"Saya yakin kerajaan [AS] berupaya menghasut, kalau bukan kudeta, maka perang saudara," kata Morales. "Mereka akan selalu mensponsori konflik internal sehingga dapat mengganggu dan menyerang kita untuk mengendalikan cadangan minyak kita."
Dunia membutuhkan "para pemuda anti-imperialis, anti-kapitalis, dan anti-kolonial," kata Morales, seraya mendesak warga Amerika Latin untuk berdiri bersama dalam solidaritas untuk Venezuela. Morales mengatakan tidak terdapat bahaya kudeta di Bolivia sejak pemerintah mengusir Duta Besar AS Phillip Golberg pada 2008 karena dituduh berkomplot untuk menggulingkan pemerintah.
Venezuela telah dicengkeram gelombang protes anti-pemerintah sejak Februari 2014 lalu, yang telah menewaskan sedikitnya 41 orang dan melukai lebih dari 600 lainnya. Pemerintah Venezuela mengakui hak rakyat berunjuk-rasa, namun menuduh kaum ekstrimis sayap kanan dukungan asing telah membajak aksi protes untuk melengserkan Maduro.
Saat ini, pemerintah Maduro sedang berdialog dengan beberapa anggota gerakan oposisi untuk berupaya menemukan solusi damai atas konflik tersebut. Para penentang pemerintah mengeluhkan bahwa Venezuela mengalami inflasi besar-besaran dan kekurangan produk makanan pokok, serta pemadaman listrik yang acap terjadi.
Sementara itu, Maduro mengumumkan pekan lalu bahwa Venezuela sedang menghadapi "perang ekonomi" dan pemerintahannya bertekad memukul balik dengan "serangan" baru untuk memerangi kapitalisme. Dia menetapkan tujuan utama inisiatif baru itu pada hari Senin lalu, termasuk menngkatkan pasokan dan produksi serta stabilisasi harga di Venezuela.
"Serangan ekonomi baru ini harus menciptakan kesejahteraan bagi rakyat dan negara. Neoliberalisme berbicara pertumbuhan, namun pertumbuhan untuk siapa? Untuk mereka yang terus-terusan kaya, bukan untuk kaum tak berpunya," kata Maduro.
Sebelumnya, Maduro menuding Washington sebagai biang kerusuhan di Venezuela, seraya mengatakan bahwa AS mendalangi kerusuhan dengan maksud menggulingkan pemerintahannya. Pada bulan Maret 2014 lalu, Menteri Luar Negeri Venezuela, Elias Jaua, menuduh Menteri Luar Negeri AS John Kerry menghasut pembunuhan dan kekerasan di Venezuela. Dan memang itu yang terjadi.
0 komentar on Evo Morales: "AS Hasut Perang Sipil di Venezuela demi Minyak" :
Post a Comment and Don't Spam!