IRGC
Dalam memperingatkan para pejabat AS dan Zionis atas setiap aksi militer terhadap negaranya, Penasihat Militer Senior Pemimpin Tertinggi Iran, Mayor Jenderal Yahya Rahim Safavi, menegaskan kesalahan seperti itu akan berbuah penghancuran Israel oleh pasukan Iran dan gerakan perlawanan Hizbullah di Lebanon.
"Bangsa Iran dan Angkatan Bersenjata siap habis-habisan mempertahankan dan melindungi negara dengan segala kekuatannya dan akan menanggapi setiap agresi dengan serangan balik yang tak terbayangkan," kata Safavi di sebelah barat laut provinsi Zanjan pada hari Selasa (11/2), kepada sejumlah besar rakyat Iran yang berpartisipasi dalam demonstrasi tahunan untuk memperingati ulang tahun ke-35 kemenangan Revolusi Islam.
Safavi meremehkan retorika perang para pejabat AS dan "Israel" terhadap Iran, seraya memperingatkan , "Dimulainya perang terhadap Iran berarti kehancuran rezim Zionis oleh pasukan Hizbullah Iran dan Hizbullah Lebanon."
Dalam sambutan yang berhubungan dengannya pada hari Minggu (9/2) di Teheran, Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Hossein Dehqan menggarisbawahi bahwa Angkatan Bersenjata Iran akan memberikan respon yang tak terbayangkan untuk setiap kemungkinan agresi musuh, seraya menambahkan bahwa pernyataan mengancam para pejabat AS tidak dapat mencegah negara (Iran) melanjutkan produksi bahan bakar nuklirnya.
"Angkatan Bersenjata Iran merupakan kompleks yang saling berkelindan dan koheren, yang dapat memberikan respon menentukan untuk setiap ancaman di setiap level dan tempat manapun di bawah komando Panglima (Ayatullah Sayydi Ali Khamenei)," kata Dehqan kepada para pegawai kementerian pertahanan dalam kesempatan ulang tahun ke-35 kemenangan Revolusi Islam.
Sambil mengecam ncaman militer baru-baru ini yang dilontarkan sejumlah pejabat AS terhadap Iran, ia mengatakan, "Musuh tidak pernah mampu menilai dan memikirkan jangkauan respon yang diberikan Angkatan Bersenjata Islam Iran yang kuat dan perkasa."
Dehqan juga mengatakan bahwa musuh-musuh mengancam Iran secara militer untuk mencegah kemajuan negara ini dalam penggunaan teknologi nuklir, namun mereka harus tahu bahwa "Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam (Ayatullah Ali Khamenei) dan bangsa Iran Islam yang pemberani dan penuh perlawanan tidak akan pernah membiarkan siklus produksi bahan bakar nuklir negaranya terhenti."
Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei dalam sambutan pentingnya pada hari Sabtu (8/2) juga menolak kompromi dengan AS, seraya mengatakan Washington sedang menerapkan pendekatan munafik terhadap Iran dan menarget kemandirian bangsa.
"Aparat propaganda dari kekuatan hegemonik dan elemen internal mereka seolah-olah sedang berusaha bahwa ketergantungan pada kepentingan dan identitas nasional tidak sesuai dengan kemajuan dan jika suatu negara ingin membuat kemajuan, seharusnya, dengan demikian, mengurangi keinginan untuk mandiri," ujar Ayatullah Khamenei kepada sejumlah besar komandan dan personil Angkatan Udara di Teheran.
Ayatullah Khamenei menggarisbawahi bahwa kemandirian bukan berarti memperlakukan orang lain dengan temperamen buruk atau menggerutu, seraya mengatakan, "Kemandirian adalah sebuah dam yang membendung pengaruh negara-negara yang berniat menguasai kepentingan negara demi kepentingan mereka sendiri."
"Taktik dan metode dapat diubah, namun prinsip-prinsip dan dasar-dasar harus tetap kuat dan ini adalah rahasia kekuatan dan kemajuan Iran," tambah beliau.
Beliau juga mengecam para pejabat AS atas ancaman militernya terhadap Iran kendati pihak internasional berupaya menggelar pembicaraan untuk menyelesaikan sengketa antara Teheran dan Barat seputar program nuklir Iran. Kemudian beliau mengatakan, "Bangsa Iran harus memperhatikan negosiasi terakhir dan komentar kasar pejabat Amerika agar setiap orang dapat mengenali musuh dengan baik."
"Pejabat Amerika berbicara dalam pertemuan tertutup dengan pejabat kita dalam satu cara, dan mereka berbicara di luar pertemuan yang sama dengan cara berbeda; ini adalah kemunafikan dan kehendak buruk dan jahat dari musuh dan bangsa Iran harus mengamati semua kasus ini secara tepat," kata Ayatullah Khamenei menekankan.
Pada 24 November, Iran dan kekuatan dunia, termasuk Amerika Serikat, menyepakati enam bulan Rencana Aksi Bersama untuk meletakkan dasar bagi resolusi penuh terhadap sengketa Barat dengan Iran yang telah berumur satu dekade atas program energi nuklir Iran. Sebagai ganti atas tawaran meyakinkan Teheran untuk membatasi beberapa aspek dari kegiatan nuklirnya, enam kekuatan dunia itu (The Sextet yang terdiri dari lima anggota DK PBB plus Jerman) juga bersepakat untuk menghapus beberapa sanksi yang berlaku terhadap Tehran dan melanjutkan pembicaraan dengan Iran untuk menyelesaikan semua masalah di antara kedua belah pihak.
Setelah Iran dan beberapa kekuatan dunia itu mencapai kesepakatan pada bulan November, Departemen Keuangan AS justru memberlakukan sanksi baru terhadap beberapa perusahaan dan individu yang berhubungan bisnis dengan Iran. Departemen Keuangan AS mengatakan pada hari Kamis lalu (6/2) bahwa entitas yang menjadi target itu beroperasi di Turki, Spanyol, Jerman, Georgia, Afghanistan, Iran, Liechtenstein, dan Uni Emirat Arab.
Selain itu, para pejabat Washington telah meningkatan pernyataan provokatif terhadap Iran dan kesepakatan nuklir sejak November tahun lalu. Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan dalam sebuah wawancara di Jenewa pada bulan Januari bahwa opsi militer masih berada di atas meja jika Iran tidak memenuhi komitmen nuklirnya di bawah kesepakatan Jenewa.
Sebagai tanggapan, sejumlah besar pejabat Iran memperingatkan dampak mengerikan dari pernyataan pejabat Washington tersebut. Wakil Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Brigadir Jenderal Hossein Salami memperingatkan bahwa langkah militer AS sekecil apapun akan dibalas Iran dengan respon paling keras. Beliau juga menggarisbawahi bahwa reaksi Iran "tidak mengenal batas".
0 komentar on IRGC: Peluru Pertama Jatuh di Iran, Hizbullah Hancurkan Israel! :
Post a Comment and Don't Spam!